Perintah Menuntut Ilmu


Perintah Menuntut Ilmu
Dokumen Pribadi
 

Oleh: Iqbal Maulana

Dalam al-Quran surah Al-Alaq [96]:1-5, Allah swt. telah menurunkan wahyu kepada Nabi saw. melalui perantara malaikat Jibril as. yaitu perintah untuk membaca. 

Peristiwa tersebut terjadi di Gua Hira. saat itu Nabi saw. sedang berlkhalwat (menyendiri). namun seketika datang sesosok makhluk yaitu malaikat Jibril as. seraya berkata "Iqraa" kepada Nabi Muhammmad saw. namun Nabi saw. menjawab "aku tidak bisa membaca". Kemudian malaikat Jibril as. mendekati dan menyeru kepada Nabi "Iqraa". Lalu Nabi dengan rasa ketakutan menjawab "aku tidak bisa membaca". Hingga akhirnya malaikat Jibril menyerukan untuk yang ketiga kalinya "Iqraa bismirobbikal ladzi kholaq, kholaqol insaana min 'alaq, iqraa wa rabbukal akram, alladzi 'allamal bil qolaam, 'alamal insaana maa lam ya'lam".

Setelah Jibril selesai membacakannya, seketika badan Nabi saw. menggigil dan akhirnya Nabi kembali pulang ke rumahnya. sesampainya di rumah Beliau langsung meminta istrinya, Khadijah untuk menyelimutinya.

Kisah di atas menjelaskan kepada kita bahwa menuntut ilmu itu hukumnya adalah wajib. proses belajar bermula dari hal yang tidak bisa, kemudian dengan berlatih dan belajar, maka kita akan terbiasa dan mahir dalam suatu bidang ilmu.

Berdasarkan Firman Allah QS. Al-Alaq [96]:1-5. menjelaskan kepada kita bahwa perintah belajar yang pertama kali dilakukan adalah membaca. Membaca dalam makna yang lebih luas, tidak hanya membaca yang bersumber dari buku saja, melainkan sumber bacaan yang bervariasi, yaitu yang berasal dari alam atau lingkungan sekitar tempat tinggal, seperti:  alam semesta,  tumbuhan, hewan dan manusia.

Belajar membaca juga bisa dimaknai sebagai proses menelaah dan memperhatikan keadaan/kejadian sekitar, yaitu dengan melihat fenomena alam dan tingkah laku makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari, baik yang berasal dari  lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah maupun tempat bekerja.

pepatah mengatakan, belajar di waktu kecil bagaikan mengukir di atas batu, yaitu mudah dilakukan dan akan membekas sampai kelak ia dewasa. Sebaliknya jika belajar di waktu sudah dewasa dan menua, maka bagaikan mengukir di atas air, artinya bahwa walaupun berulang kali diberikan pengajaran dan pemahaman maka akan sulit untuk terukir dan membekas di dalam diri seseorang tersebut.

Hadis Nabi saw. mengatakan bahwa "Tholabul 'ilmi faridhotun 'ala kulli muslimin wal muslimat" artinya bahwa menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap muslim, baik muslim laki-laki maupun muslim perempuan. Dan menuntut ilmu pula harus tetap dilaksanakan walau harus ke Negeri Cina.

Hadis nabi selanjutnya menyatakan bahwa Allah swt. akan menjaga dan melindungi bagi siapa saja yang menuntut ilmu dan akan memasukkannya ke dalam surga-Nya.

مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا إِلَى اْلجَنَّةِ

Artinya: "Barang siapa yang meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga" (HR. Muslim : 2699)

Berdasarkan hadis di atas, menerangkan kepada kita bahwa keutamaan bagi orang yang menuntut ilmu itu amatlah besar, hingga Allah swt menjajikan surga bagi orang yang menuntut ilmu.

Berbahagialah bagi kalian yang masih diberikan kesempatan dan harta untuk dapat mencari ilmu pengetahuan, karena sungguh merugi orang yang enggan menuntut ilmu di dalam hidupnya. karena ada pepatah mengatakan "jika kamu tidak tahan lelahnya dalam menuntut ilmu (belajar), maka kamu akan menanggung perihnya kebodohan" Imam Syafie.

Wallahu'alam

Referensi:

  1. Tafsir Ayat Pendidikan
  2. Sejarah Peradaban Islam
  3. Hadis Shahih Muslim

No comments:

Post a Comment